Sabtu, 31 Oktober 2015

RESUME KESEHATAN MENTAL DALAM KEHIDUPAN



RESUME
KESEHATAN MENTAL DALAM KEHIDUPAN

Dra. Siti Sundari HS, M.Pd
Buku Kesehatan Mental Dalam Kehidupan Penerbit Rineka Cipta

Orang yang sehat mentalnya adalah orang yang tidak menunjukkan gejala gangguan dan penyakit jiwa. Orang tersebut harus dalam keadaan seimbang secara utuh dan stabil secara emosi dalam menghadapi semua masalah. Dan walaupun kestabilan masing-masing individu berbeda, namun secara umum jika mampu menerima apapun kondisi yang dialami dan dihadapi, maka orang tersebut dikatakan sehat secara mental.
Ilmu kesehatan mental sendiri bertujuan untuk mengurangi, mencegah dan menyembuhkan penyakit mental. Penanganannya bisa dengan usaha pencegahan, perbaikan dan pemeliharaan gangguan jiwa agar tercapai tujuan dimana orang yang sedang dalam keadaan tidak stabil mentalnya dapat berubah dengan merasakan aman pada dirinya, kemudian mampu menilai dirinya sendiri, dapat menunjukkan dan mengeluarkan emosinya secara wajar dan mampu melihat dunia secara efisien dan tepat sesuai dengan realitas.
Sebagai ilmu praktis, kesehatan mental bisa masuk ke banyak lapangan hidup manusia, seperti kesehatan, spiritual, hukum, bisnis, pendidikan, keluarga dan budaya.
Ilmu kesehatan mental sendiri memilki sejarah yang panjang, dimana pada awalnya penyakit jiwa atau orang yang mengalami gangguan mental dianggap sedang mendapatkan gangguan dari roh jahat, dan kemudian ditangani dengan metode yang tidak manusiawi dan menyakitkan, berubah menjadi lebih ilmiah dan maju dengan metode pencegahan dan penanganan
penyembuhan yang lebih manusiawi, terprogram, dan tepat.  Yang akhirnya sejak 1946 dengan adanya undang-undang “The National Mental Health Act” yang bertujuan untuk memajukan kesehatan mental rakyat Amerika, akhirnya berdiri “National Institute of Mental Health”. Dan kesehatan mental juga masuk dalam naungan PBB sehingga berkembang lebih pesat hingga saat ini dan masuk ke hampir semua lapangan hidup manusia.
Ilmu kesehatan mental sendiri mempelajari kepribadian dan watak manusia. Psikologi kepribadian juga tergantung cara pendekatannya, apakah menggunakan pendekatan tipologi atau pensifatan. Dan teori-teori yang dapat dijadikan sumber analisa kepribadian seseorang adalah seperti teori Hippocrates-Galenus dengan konsep pengaruh kosmologinya, teori Heymans dengan dasar atas temperamennya, teori Sigmund Freud dengan konsep alam tidak sadar yang lebih besar/luas daripada alam sadar, Teori C.G Yung dengan konsep empat fungsi pokok jiwa dengan tipe ekstrovet (keluar) dan introvert (kedalam) nya, atau Teori G.W Allport dengan konsep organisasi dinamis dalam individu.
Kebutuhan manusia sendiri bisa dikatakan terpenuhi jika secara biologis, psikologis, sosiologis, dan metafisis terpenuhi. Dimana bukan hanya makan, tidur, dan bersosial tetapi juga bertuhan. Tidak hanya memenuhi kekurangan yang ada, tetapi juga dapat berkembang dan tumbuh dalam tingkat yang lebih sejahtera. Dan ketika kebutuhan manusia tidak terpenuhi, apalagi kebutuhan manusia yang utama, maka dapat menyebabkan ketidakseimbangan emosi, dan akhirnya bisa mempengaruhi mental seseorang dan merubah perilaku seseorang.
Emosi yang memang terus berkembang sejak lahir, dapat berubah tergantung kepada situasi yang dihadapi. Sehingga emosi ini disebut bukan bawaan genetik yang statis, melainkan terus berubah dan merupakan proses belajar sepanjang hidup manusia. Emosi yang muncul karena ada rangsangan dari luar menjadikan orang dapat mengeluarkan emosi dasar seperti takut, marah, sedih, dan senang atau emosi campuran seperti gelisah, susah, dan iri. Emosi ini juga benar-benar sangat berperan dalam hidup manusia, yang mana dapat membawa pengaruh yang postif dan negatif bagi manusia itu sendiri.
Maka manusia sudah selayaknya memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam memenuhi dorongan atau kebutuhan nya. Tidak berlebihan dan memenuhi segala kebutuhannya, juga tidak mengganggu yang lain dalam memenuhi kebutuhannya dan kebutuhannya itu dapat dirasakan manfaatnya juga bagi masyarakat.
Proses penyesuaian diri juga merupakan lifelong process (belajar sepanjang hidup), entah di dalam keluarga, kehidupan sosial, sekolah, pekerjaan, maupun perkawinan. Ketika menghadapi masalah dan tetap tenang menghadapi sehingga mampu mencari solusi dari masalah yang dihadapi maka termasuk penyesuaian diri yang positif. Namun akan menjadi negatif jika menyimpang dari realita karena tidak mampu menahan dan mengendalikan emosi.
Dan seseorang bisa menjadi frustasi ketika penyesuaian dirinya tidak sepenuhnya berhasil terhadap masalah atau keadaan yang sedang dihadapi. Dan ini bisa melahirkan konflik dan menghadirkan kecemasan. Bahkan bisa menjadikan seseorang cemas atau takut pada hal-hal yang tidak berbahaya atau phobia.





DAFTAR PUSTAKA

Sundari HS, Siti. Dra. M.Pd, Kesehatan mental dalam kehidupan, penerbit Rineka Cipta

1 komentar:

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan