RESUME
KESEHATAN
MENTAL DALAM KEHIDUPAN
Dra. Siti Sundari HS, M.Pd
Buku Kesehatan Mental Dalam Kehidupan
Penerbit Rineka Cipta
Orang
yang sehat mentalnya adalah orang
yang tidak menunjukkan gejala gangguan dan penyakit jiwa. Orang tersebut harus
dalam keadaan seimbang secara utuh dan stabil secara emosi dalam menghadapi
semua masalah. Dan walaupun kestabilan masing-masing individu berbeda, namun
secara umum jika mampu menerima apapun kondisi yang dialami dan dihadapi, maka
orang tersebut dikatakan sehat secara mental.
Ilmu
kesehatan mental sendiri bertujuan untuk mengurangi, mencegah dan menyembuhkan
penyakit mental. Penanganannya bisa dengan usaha
pencegahan, perbaikan dan pemeliharaan gangguan jiwa agar tercapai tujuan
dimana orang yang sedang dalam keadaan tidak stabil mentalnya dapat berubah
dengan merasakan aman pada dirinya, kemudian mampu menilai dirinya sendiri, dapat
menunjukkan dan mengeluarkan emosinya secara wajar dan mampu melihat dunia
secara efisien dan tepat sesuai dengan realitas.
Sebagai
ilmu praktis, kesehatan mental bisa masuk ke banyak lapangan hidup manusia,
seperti kesehatan, spiritual, hukum, bisnis, pendidikan, keluarga dan budaya.
Ilmu
kesehatan mental sendiri memilki sejarah yang panjang, dimana pada awalnya penyakit
jiwa atau orang yang mengalami gangguan mental dianggap sedang mendapatkan gangguan
dari roh jahat, dan kemudian ditangani dengan metode yang tidak manusiawi dan
menyakitkan, berubah menjadi lebih ilmiah dan maju dengan metode pencegahan dan
penanganan
penyembuhan yang lebih manusiawi,
terprogram, dan tepat. Yang akhirnya
sejak 1946 dengan adanya undang-undang “The
National Mental Health Act” yang bertujuan untuk memajukan kesehatan mental
rakyat Amerika, akhirnya berdiri “National
Institute of Mental Health”. Dan kesehatan mental juga masuk dalam naungan
PBB sehingga berkembang lebih pesat hingga saat ini dan masuk ke hampir semua
lapangan hidup manusia.
Ilmu
kesehatan mental sendiri mempelajari kepribadian dan watak manusia. Psikologi
kepribadian juga tergantung cara pendekatannya, apakah menggunakan pendekatan
tipologi atau pensifatan. Dan teori-teori yang dapat dijadikan sumber analisa
kepribadian seseorang adalah seperti teori Hippocrates-Galenus dengan konsep pengaruh
kosmologinya, teori Heymans dengan dasar atas temperamennya, teori Sigmund Freud
dengan konsep alam tidak sadar yang lebih besar/luas daripada alam sadar, Teori
C.G Yung dengan konsep empat fungsi pokok jiwa dengan tipe ekstrovet (keluar) dan introvert
(kedalam) nya, atau Teori G.W Allport dengan konsep organisasi dinamis
dalam individu.
Kebutuhan
manusia sendiri bisa dikatakan terpenuhi jika secara biologis, psikologis,
sosiologis, dan metafisis terpenuhi. Dimana bukan hanya makan, tidur, dan bersosial
tetapi juga bertuhan. Tidak hanya memenuhi kekurangan yang ada, tetapi juga
dapat berkembang dan tumbuh dalam tingkat yang lebih sejahtera. Dan ketika kebutuhan
manusia tidak terpenuhi, apalagi kebutuhan manusia yang utama, maka dapat
menyebabkan ketidakseimbangan emosi, dan akhirnya bisa mempengaruhi mental seseorang
dan merubah perilaku seseorang.
Emosi
yang memang terus berkembang sejak lahir, dapat berubah tergantung kepada situasi
yang dihadapi. Sehingga emosi ini disebut bukan bawaan genetik yang statis,
melainkan terus berubah dan merupakan proses belajar sepanjang hidup manusia.
Emosi yang muncul karena ada rangsangan dari luar menjadikan orang dapat mengeluarkan
emosi dasar seperti takut, marah, sedih, dan senang atau emosi campuran seperti
gelisah, susah, dan iri. Emosi ini juga benar-benar sangat berperan dalam hidup
manusia, yang mana dapat membawa pengaruh yang postif dan negatif bagi manusia
itu sendiri.
Maka
manusia sudah selayaknya memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dalam
memenuhi dorongan atau kebutuhan nya. Tidak berlebihan dan memenuhi segala
kebutuhannya, juga tidak mengganggu yang lain dalam memenuhi kebutuhannya dan kebutuhannya
itu dapat dirasakan manfaatnya juga bagi masyarakat.
Proses
penyesuaian diri juga merupakan lifelong
process (belajar sepanjang hidup), entah di dalam keluarga, kehidupan
sosial, sekolah, pekerjaan, maupun perkawinan. Ketika menghadapi masalah dan
tetap tenang menghadapi sehingga mampu mencari solusi dari masalah yang
dihadapi maka termasuk penyesuaian diri yang positif. Namun akan menjadi
negatif jika menyimpang dari realita karena tidak mampu menahan dan
mengendalikan emosi.
Dan
seseorang bisa menjadi frustasi ketika penyesuaian dirinya tidak sepenuhnya
berhasil terhadap masalah atau keadaan yang sedang dihadapi. Dan ini bisa
melahirkan konflik dan menghadirkan kecemasan. Bahkan bisa menjadikan seseorang
cemas atau takut pada hal-hal yang tidak berbahaya atau phobia.
DAFTAR
PUSTAKA
Sundari HS, Siti. Dra. M.Pd, Kesehatan mental dalam kehidupan, penerbit Rineka Cipta
ada biografi penulisnya ngga mba?
BalasHapus