Rabu, 28 Oktober 2015

HUBUNGAN KESEHATAN MENTAL DENGAN PENDIDIKAN KELUARGA



HUBUNGAN KESEHATAN MENTAL
DENGAN PENDIDIKAN KELUARGA

Peran keluarga sangat penting dalam upaya mengembangkan kesehatan mental anak. Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, agama maupun sosial budaya, merupakan faktor penentu anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat.
Keluarga merupakan aset, individu tidak bisa hidup sendirian, tanpa ikatan dengan keluarga. Keluarga memberi pengaruh yang besar terhadap seluruh anggotanya sebab selalu terjadi interaksi yang paling bermakna, paling berkenan dengan nilai yang sangat mendasar dan sangat intim (Djawad Dahlan, dalam Jalaluddin Rahmat dan Muhtar Gandaatmaja, 1994:49).
Keluarga mempunyai peranan penting karena dipandang sebagai sumber pertama dalam proses sosialisasi (Uichol Kim & John W. Berry). Keluarga juga berfungsi sebagai transmitter budaya, atau mediator sosial budaya anak (Hurlock, 1956; dan Pervin, 1970).
Keluarga juga dipandang sebagai instansi (lembaga) yang dapat memenuhi kebutuhan insani (manusiawi), terutama kebutuhan bagi pengembangan kepribadiannya, dan pengembangan ras manusia. Jika mengaitkan peranan keluarga dengan upaya memenuhi kebutuhan individu, keluarga merupakan lembaga pertama yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Melalui perawatan, dan perlakuan yang baik dari orang tua, anak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, baik fisik-bilogis, maupun sosiopsikologisnya.
Keluarga yang bahagia merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perkembangan emosi para anggotanya (terutama anak). Kebahagiaan itu diperoleh apabila keluarga dapat memerankan fungsinya secara baik.
Fungsi dasar keluarga adalah memberikan rasa memiliki, rasa aman, kasih sayang; dan mengembangkan hubungan yang baik di antara anggota keluarga. Hubungan cinta kasih dalam keluarga tidak sebatas perasaan, akan tetapi juga menyangkut pemeliharaan, rasa tanggung jawab, perhatian, pemahaman, respek, dan keinginan untuk menumbuhkembangkan anak yang dicintainya.
Keluarga yang hubungan antar anggotanya tidak harmonis, penuh konflik, atau gap communication, dapat mengembangkan masalah-masalah kesehatan mental (mental illness) bagi anak.
A.    Fungsi keluarga
Mengkaji lebih jauh tentang fungsi keluarga ini, dapat dikemukakan bahwa secara sosiopsikologis, keluarga berfungsi sebagai:
1.      Pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya;
2.      Sumber pemenuhan kebutuhan, baik fisik maupun psikis;
3.      Sumber kasih sayang dan penerimaan;
4.      Model pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi anggota masyarakat yang baik;
5.      Pemberi bimbingan bagi pengembangan perilaku yang secara sosial di anggap tepat;
6.      Pembantu anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dalam rangka menyesuaikan dirinya terhadap kehidupan;
7.      Pemberi bimbingan dalam belajar keterampilan, motor, verbal, dan sosial yang dibutuhkan untuk penyesuaian diri;
8.      Stimulator bagi pengembangan kemampuan anak untuk mencapai prestasi, baik di sekolah maupun di masyarakat;
9.      Pembimbing dalam mengembangkan aspirasi; Dan
10.  sumber persahabatan (teman bermain) anak, sampai cukup usia untuk mendapatkan teman di luar rumah, atau apabila persahabatan di luar rumah tidak memungkinkan.
Sedangkan dari sudut pandang sosiologis, fungsi keluarga itu dapat diklasifikasikan ke dalam fungsi-fungsi biologis, ekonomis, edukasi, sosialisasi, proteksi, rekreasi, dan religius (M.I. Soelaeman, 1978; Sudardja Adiwikarta, 1988; dan Melly S.S. Rifai, dalam Jalaluddin Rahmat dan Muhtar G., 1994).
Pengokohan penerapan nilai-nilai agama dalam keluarga merupakan landasan fundamental bagi perkembangan kondisi atau tatanan masyarakat yang damai dan sejahtera. Namun sebaliknya, apabila terjadi pengikisan atau erosi nilai-nilai agama dalam keluarga, atau juga dalam masyarakat, maka akan timbul ketidakseimbangan kehidupan yang dapat mengikis nilai-nilai kemanusiaan.
B.     Kesehatan mental
Terdapat banyak unsur keluarga yang berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan mental anak. Keluarga memiliki pengaruh yang sangat berarti terhadap perkembangan kepribadian atau kesehatan mental anak (remaja). Unsur-unsur keluarga yang dipandang berpengaruh itu adalah menyangkut keberfungsian, dan perlakuan keluarga.
1.      Keberfungsian keluarga. Seiring dengan perjalanan hidupnya yang diwarnai oleh faktor internal (kondisi fisik, psikis, dan moralitas para anggota keluarga), dan faktor eksternal (perubahan sosial budaya), maka masing-masing keluarga mengalami perubahan yang beragam. Ada keluarga yang semakin kokoh dalam menerapkan fungsinya (fungsional-normal), namun ada juga keluarga yang mengalami keretakan atau ketidakharmonisan (disfungsional-tidak normal).
2.      Pola hubungan orang tua-anak (Sikap atau perlakuan orang tua terhadap anak). Weiten dan Lioyd (1994:361) mengemukakan lima prinsip effective parenting, yaitu sebagai berikut:
a.       Menyusun standar (aturan perilaku) yang tinggi, namun dapat dipahami. Dalam hal ini anak diharapkan untuk berperilaku dengan cara yang tepat sesuai dengan usianya.
b.      Menaruh perhatian terhadap perilaku anak yang baik dan memberikan reward (ganjaran). Perlakuan ini perlu dilakukan sebagai pengganti dari kebiasaan orang tua pada umumnya, yaitu bahwa mereka suka menaruh perhatian kepada anak pada saat anak berperilaku menyimpang, namun membiarkannya ketika melakukan yang baik.
c.       Menjelaskan alasannya (tujuannya), ketika meminta anak untuk mengerjakan sesuatu.
d.      Mendorong anak untuk menelaah dampak perilakunya terhadap orang lain.
e.       Menegakkan aturan secara konsisten.
Pada uraian berikut dikemukakan beberapa hasil penelitian tentang pengaruh lingkungan keluarga terhadap kesehatan mental remaja.
a.       Robinson, Sheldon, dan Glueck (M. Arifin, 1978:130) mengemukakan hasil penelitiannya, yaitu bahwa delinquency menjadi gejala yang sangat penting dari keluarga yang retak (breakdown), yaitu yang mengalami disintegrasi, tekanan emosional, dan kematian orang tua atau cerai.
b.      Peck (Loree, 1970:144) telah meneliti tentang hubungan antara karakteristik emosional dan pola perlakuan keluarga dengan elemen-elemen struktur kepribadian remaja.






DAFTAR PUSTAKA

http://septyapril.blogspot.com/2012/05/peran-keluarga-terhadap-kesehatan.html
http://saptasarosa.blogspot.com/2009/11/hubungan-kesehatan-mental-dengan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan