Rabu, 28 Oktober 2015

HAKIKAT METODE EKSPERIMEN



Kegiatan Belajar 1
HAKIKAT METODE EKSPERIMEN

A.    PENGERTIAN METODE EKSPERIMEN
Eksperimen atau percobaan adalah suatu kegiatan yang di dalamnya dilakukan cobaan dengan cara mengamati proses dan hasil dari percobaan tersebut.
Menurut Supriyati, metode eksperiaten adalah metode mengajar dan melakukan percobaan, lalu mengamati proses dan basil percobaan. Kegiatan ini efektif membantu anak menemukan jawaban dengan usaha sendiri. Contohnya, mencampur warna, menimbang berat badan, menanam biji-bijian.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000), metode percobaan/eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan.
Menurut Adrian, metode eksperimen ialah suatu metode mengajar di mana pendidik bersama anak didik mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dari hasil percobaan itu.
Dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah suatu cara pembelajaran dengan menempatkan anak sebagai subjek yang aktif untuk melakukan dan menemukan pengetahuan sendiri, serta untuk mengetahui kebenaran akan sesuatu.
Kapan metode eksperimen ini sebaiknya digunakan? Metode , eksperimen digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sering dilontarkan anak, seperti berikut ini.


1.      "Bagaimana cara mengatur sesuatu"?
2.      "Bagaimana membuatnya"?
3.      "Bagaimana cara bekerjanya"?
4.      "Bagaimana mengerjakannya"?
5.      "Cara manakah yang lebih baik"?
6.      "Terdiri dari apa"?



Menurut Piaget anak usia dini, khususnya sains dan matematika, harus bersifat konkret (nyata) dan aktif. Berpikir konkret adalah berpikir realistik sesuai pengetahuan yang diterima panca indra. Bahwa dalam aktivitas anak harus membentuk sesuatu dan menemukan struktur dari percobaannya sendiri.
Konsep Piaget tentang "aktivitas" adalah untuk mendorong kegiatan fisik dan mental. Aktivitas yang spontan dan distimulasi oleh pendidik adalah sesuatu yang mendasar untuk mengembangkan pertumbuhan intelektual.
Dari pendapat tersebut, disimpulkan bahwa metode eksperimen/percobaan adalah metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik berpikir anak pada masa ini yang aktif dan sangat ingin tahu fenomena di sekitarnya.

B.     MANFAAT DAN TUJUAN METODE EKSPERIMEN
Anak memiliki sifat ingin tahu oleh karena itu, metode eksperimen sangat mendukung optinialisasi potensi intelektual yang sesuai dengan taraf berpikir anak pada masa ini.
Jean Piaget (1972, p. 27) membuat pernyataan tentang bagaimana anak belajar, yaitu sebagai berikut.
"Anak seharusnya mampu melakukan percobaan dan penelitian sendiri. Pendidik, tentu saja, bisa menuntun anak-anak dengan menyediakan bahan-bahan yang tepat, tetapi yang terpenting agar anak dapat memahami sesuatu, ia harus menggunakan pengertian itu sendiri, ia harus menemukannya sendiri".
Yang ditekankan oleh Piaget, anak harus melakukannya sendiri. Kegiatan yang dilakukan sendiri anak akan menggunakan kelima panca indranya dan mengaktifkan otaknya, terjadi proses berpikir logis, analisis, kritis dan sintesis yang membangun suatu pengetahuan baru.
Tujuan penggunaan metode eksperimen bagi anak adalah sebagai berikut:
1.      Menjelaskan tentang proses terjadinya sesuatu.
2.      Memberikan pengalaman kepada anak tentang proses terjadinya sesuatu.
3.      Membuktikan tentang kebenaran sesuatu.
Berikut ini beberapa alasan betapa pentingnya (urgensi) pembelajaran dengan metode eksperimen bagi anak-anak.
1.      Kemampuan berkomunikasi anak belum sepenuhnya berkembang. Dengan metode pembelajaran eksperimen, anak dapat menunjukkan kemampuannya tanpa harus membicarakannya karena "belajar sambil melakukan atau learning by doing" .
2.      Belajar melalui metode eksperimen untuk membantu anak membangun keterampilan panca indranya.
3.      Salah satu karakteristik anak usia dini adalah kreatif. Perlu diberikan kesempatan "bermain-main" dengan pikiran mereka, dengan memanipulasi lingkungan dan alat-alat yang menunjang.
Sedangkan manfaat yang dapat diraih berdampak pada seluruh aspek-aspek perkembangan anak. Aspek  perkembangan tersebut, antara lain sebagai berikut:


1.      Aspek intelektual
2.      Bahasa
3.      Fisik-motorik
4.      Seni
5.      Sosial-emosi
6.      Moral-agama



C.    KELEBIHAN DAN KELEMAHAN METODE EKSPERIMEN
Terlepas dari manfaat yang telah dibahas, metode eksperimen memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
1.      Kelebihan metode eksperimen
a.       Metode ini membuat anak lebih percaya atas kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri.
b.       Anak dapat lebih mengembangkan sikap dan rasa ingin tahu untuk eksplorasi (menjelajahi).
c.       Terbina manusia yang dapat mengembangkan inovasi baru.
d.      Metode ini menerapkan prinsip learning by experiencing (belajar dari pengalaman) dalam belajar.
e.       Dapat mengaktifkan anak secara utuh di mana keterlibatan proses inquiry dan discovery (penemuan) akan berlaku dengan bimbingan.
f.        Eksperimen juga bersifat student-centered, mengolah bahan/materi yang dipelajari adalah anak didik sendiri.
g.       Dapat mengembangkan sikap pikir ilmiah dan kesempatan melakukan langkah-langkah berpikir ilmiah.
h.       Dapat menumbuhkan kepercayaan diri anak terhadap masalah yang akan dipecahkannya.
2.      Kelemahan metode eksperimen
a.       Alat-alat eksperimen tidak tersedia dalam jumlah yang cukup.
b.      Eksperimen memerlukan proses dengan jangka waktu yang lama, membuat anak harus menunggu, menimbulkan kebosanan.
c.       Metode ini hanya untuk konsep sains/ilmu alam dan teknologi.
d.      Metode ini memerlukan alat, fasilitas dan bahan yang lengkap.
e.       Faktor keselamatan perlu diperhitungkan terutama eksperimen menggunakan cairan kimia.
f.       Apabila pendidik belum pengalaman, hasilnya tidak sesuai harapan.
g.      Memerlukan waktu panjang, tidak praktis dilakukan di sekolah.

D.    BENTUK-BENTUK EKSPERIMEN
Bentuk-bentuk kegiatan eksperimen dapat di lihat dari dua sudut pandang, yaitu sebagai berikut:
1.      Berdasarkan struktur kegiatan
a.       Formal
Eksperimen formal adalah eksperimen yang direncanakan oleh pendidik. Tujuannya adalah mengembangkan kemampuan mengamati. Anak belajar menjadi pengamat. Kemudian, mengaplikasikan kemampuan itu untuk mengamati benda di sekitarnya, mencari persamaan-perbedaan dan mengamati perubahan.
Eksperimen formal akan efektif apabila mengikuti saran-saran sebagai berikut:
1)      Pastikan peralatan dalam kondisi baik dan siap digunakan.
2)      Anak harus bebas belajar dan mencoba sejauh memungkinkan.
3)      Setiap anak memerlukan waktu yang berbeda untuk "temuannya".
4)      Anak memerlukan ruang yang mendukung dan bersih.
5)      Terkadang perlu pendamping, terkadang ia perlu waktu sendiri.
6)      Anak memerlukan waktu hanya beberapa menit. Bisa memakan waktu 30-40 menit apabila ia asyik mengerjakannya.
7)      Anak harus merasa melakukan hal yang benar dan berhasil melakukan sesuatu, apa pun hasilnya.
8)      Kelas menjadi berisik, ini adalah hal yang wajar bila anak-anak asyik melakukan percobaan.
b.      Informal
Pada eksperimen informal pendidik tidak mengarahkan kegiatan anak dengan ketat. Keterlibatan pendidik relatif. Anak bekerja dengan cara mereka sendiri. Eksperimen informal tidak direncanakan dengan ketat oleh pendidik dan dilakukan oleh anak secara individual. Teknik ini akan berhasil, apabila memenuhi kondisi seperti di bawah ini:
1)      Perlu diadakan sentra sains. Alat dan bahan sebaiknya mudah untuk diambil anak.
2)      Bukalah waktu-waktu tertentu untuk anak bermain dengan bebas di sentra sains.
3)      Pendidik sebaiknya tidak selalu mendampingi anak dalam arti mengintervensi kegiatannya.
4)      Perlu disediakan beragam bahan dan peralatan yang menarik agar anak bebas mengadakan uji coba.
5)      Apabila anak kesal karena tidak tahu harus melakukan apa, pendidik bisa membimbingnya memberi pengarahan.
c.       Insidental
Eksperimen insidental adalah kejadian yang ditemui anak secara tidak terencana dan menghasilkan sesuatu yang tak terduga. Misalnya, kejadian angin ribut yang menumbangkan pohon-pohon disertai banjir.
2.      Berdasarkan kombinasi dengan metode belajar lain
a.       Eksperimen tunggal
Metode eksperimen tunggal adalah metode yang dalam pelaksanaannya hanya melibatkan metode percobaan itu sendiri.
b.      Eksperimen terintegrasi dalam metode pemecahan masalah
Eksperimen merupakan salah satu bagian dari pemecahan masalah. Anak dihadapkan pada suatu permasalahan, kemudian memprediksi solusinya (hipotesis) dan menguji dugaannya tersebut dengan percobaan. Dalam metode ini, peranan pendidik adalah sebagai fasilitator (Harlan dan Hendrick, 1997). Masalah-masalah yang paling baik untuk dipecahkan anak adalah hal yang berkaitan dengan dirinya melalui berbagai cara. Masalah yang telah dikenal anak, dapat digunakan akan lebih mudah untuk dipecahkan anak serta dirumuskan kesimpulannya oleh mereka (Coffin dan Tull, 1985).
Penggunaan metode pemecahan masalah bagi anak dapat mengikuti urutan langkah-langkah pemecahan masalah yang digunakan dalam ilmu-ilmu alam (Kostelnik, 1999). Yaitu:
1)         Menyadari adanya masalah (memahami, mengamati, dan mengidentifikasi), kemudian menentukan masalah.
2)         Merumuskan hipotesis atau dugaan-dugaan sementara (memikirkan alasan-alasan yang tepat mengapa sesuatu terjadi, mengumpulkan informasi, membuat perkiraan yang didasarkan pada pengalaman dan meramalkan).
3)         Melakukan eksperimen (menguji ide).
4)         Menggambarkan kesimpulan.
5)         Mengkomunikasikan hasil (mengemukakan apa yang terjadi, mencatat apa yang terjadi, dan membuat perencanaan untuk eksperimen selanjutnya dengan suatu hipotesis baru).
c.       Eksperimen terintegrasi dalam metode demonstrasi
Bentuk ini merangkaikan metode demonstrasi dan eksperimen. Didahului demonstrasi oleh pendidik, kemudian anak menirukan atau mengembangkannya di bawah pengawasan pendidik.
Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Demonstrasi        -    menunjukkan kepada kelas
Eksperimen          -    mencoba mengamati sesuatu, mengamati
                                 proses dan basil percobaan
Eksperimen dapat juga dijadikan demonstrasi. Misalnya, pengaruh tekanan udara terhadap sebuah kaleng minyak tanah yang kosong, yang sudah dipanasi lebih dulu, kemudian ditutup rapat-rapat dan segera disiram air dingin.
d.      Eksperimen terintegrasi dalam metode estimasi
Bentuk ini mencoba memperkirakan jawaban atas suatu pertanyaan dengan cara mengujinya (melakukan percobaan).
Anak diharapkan dapat memiliki kemampuan memperkirakan (estimasi) sesuatu, misalnya perkiraan terhadap waktu, luas ataupun
ruang. Selain itu, anak terlatih untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan dihadapi.
Perkiraan waktu, misalnya:
1)    Berapa hari-biji tumbuh?
2)    Berapa lama kita makan?
Perkiraan luas, misalnya:
1)      Berapa piring untuk menutupi meja?
2)      Berapa Iangkah panjang ruangan ini?
Perkiraan ruang, misalnya:
1)      Berapa anak bergandengan untuk dapat mengelilingi kelas ini?
2)      Bisakah merayap dalam lorong-lorong kardus besar yang berbeda bentuk?
Perkiraan kemungkinan, misalnya:
1)      Apakah benda ini mengapung atau tenggelam apabila dijatuhkan ke dalam air?
2)      Apakah benda ini tembus atau tidak tembus cahaya apabila disinari senter?




Kegiatan Belajar 2
Teknik Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar untuk Anak Usia 3-4 Tahun melalui Metode Eksperimen

Teknik berkaitan dengan hal-hal operasional bersifat teknis untuk kegiatan eksperimen meliputi petunjuk kegiatan, prosedur pelaksanaan, dan cara mengembangkan perilaku dan kemampuan dasar anak.
Yang perlu diingat adalah aspek-aspek perkembangan, anak berkembang secara terpadu dan terkait satu sama lain, tidak bisa dipisah-pisahkan sehingga dalam satu kegiatan dikembangkan beberapa aspek perkembangan sekaligus.

A.    KRITERIA KEGIATAN EKSPERIMEN UNTUK PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI
Eksperimen informal dan instruksi yang sesuai dengan perkembangan anak adalah cara yang tepat untuk mendapatkan pengetahuan fisik. Rheta De Vries dan Lawrence Kohlberg mengajukan kriteria-kriteria untuk kegiatan eksperimen yang baik, yaitu sebagai berikut.
1.      Anak harus dapat menghasilkan suatu fenomena dengan melakukan sendiri. Misalnya, percobaan gaya tarik medan magnet.
2.      Anak harus dapat memvariasikan tindakannya
Fenomena yang dieksperimenkan sebaiknya memiliki aksi yang berbeda-beda untuk membangun pemahaman aksi-reaksi dan sebab-akibat pada pikiran anak.
3.      Reaksi objek harus dapat diamati
Pendidik memilih jenis kegiatan eksperimen yang dapat diamati prosesnya.
4.      Reaksi objek harus segera
Pemahaman lebih mudah dibangun bila objek bereaksi segera.

B.     PROSEDUR DAN LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Eksperimen formal tidaklah terlalu mudah, diperlukan perencanaan yang cukup matang agar berhasil. Pendidik harus mempersiapkan sebuah eksperimen yang berencana dan lengkap.
Adapun langkah-langkah pemakaian metode eksperimen adalah sebagai berikut:
Tahap I: Mempersiapkan eksperimen
1.      Tentukan tujuan eksperimen, mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
2.      Diskusikan dengan anak kegiatan eksperimen dengan pertanyaan yang dibuktikan jawabannya dari eksperimen.
3.      Kemukakan prosedur eksperimen yang akan dilakukan secara bertahap dari awal sampai akhir.
4.      Cantumkan segala alat dan fasilitas untuk keperluan eksperimen.
5.      Tentukan peran-peran anak didik dalam eksperimen.
6.      Buatlah kesepakatan/tata tertib eksperimen agar eksperimen berhasil dengan baik.
7.      Tetapkan prosedur dan alat evaluasi yang akan dipakai selama dan sesudah eksperimen.
Tahap II: Pelaksanaan eksperimen
1.      Anak didik memulai eksperimen di bawah bimbingan pendidik.
2.      Pendidik membimbing anak didik yang sedang melakukan eksperimen dengan penuh kesungguhan.
3.      Pendidik mendorong anak didik berbuat aktif melakukan eksperimen.
4.      Evaluasi berlangsung selama eksperimen dilakukan oleh pendidik.
Tahap III: Mengambil kesimpulan dari hasil eksperimen
1.      Anak memberi laporan hasil eksperimen yang telah dilakukannya.
2.      Laporan didiskusikan bersama di bawah bimbingan pendidik.
3.      Kesimpulan-kesimpulan hasil eksperimen harus sederhana dan terarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan